Daftar isi
Hal unik di Pernikahan Adat Jepang
OTCA.CO.ID – Pernikahan adalah suatu hal yang diharapkan terjadi sekali seumur hidup. Inilah mengapa orang-orang terus berusaha mewujudkan pernikahan impiannya sendiri. Meskipun sebagian besar upacara pernikahan Jepang mengikuti tradisi yang lebih barat akhir-akhir ini, tetapi enam tradisi pernikahan ala Jepang ini tidak kalah menarik lho.
Berikut 6 kebiasaan pernikahan adat Jepang yang unik dan sarat makna. Biar gak penasaran!
1. San San Kudo
Upacara tradisional Jepang baik dalam kepercayaan Shinto maupun Budha memasukkan tradisi budaya berbagi sake di pesta pernikahan mereka. Ritual Jepang San San Kudo, kaya akan simbolisme. San artinya tiga, Ku artinya sembilan, dan Do artinya menyampaikan. Ini dilakukan oleh kedua mempelai dan orang tua mereka. Setiap orang meminum tiga teguk sake dari tiga cangkir sake berbeda yang disebut Sakazuki. Tiga teguk pertama adalah representasi dari setiap pasangan. Teguk kedua melambangkan kekurangan sifat kebencian, nafsu dan kebodohan. Yang ketiga berarti pelepasan dari kekurangan ini. Dalam bertukar cangkir, pasangan itu secara simbolis bertukar sumpah.
2. Yuinou
Sama seperti di Indonesia, sebelum melangkah ke pernikahan orang Jepang juga menggelar acara pertunangan. Disebut yuinou, ini adalah waktu di mana terjadi pertukaran hadiah antara keluarga calon pengantin dan biasanya dilakukan di keluarga pengantin wanita.Hadiah ini terdiri dari berbagai macam barang. Sebut saja seperti rumput laut, sepotong rapi putih yang bermakna pasangan diharapkan selalu bersama sampai sama-sama beruban, dan kipas lipat yang diharapkan bisa menyebarkan kekayaan dan bertumbuh bersama.Namun yang utama adalah uang yang dimasukkan dalam amplop putih yang dihias dengan tali emas.
3. Upacara Memilih Tanggal
Di Jepang, memilih tanggal pernikahan gak boleh sembarangan. Pasangan calon pengantin harus berkonsultasi untuk mendapatkan tanggal yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Upacara ini mengambil budaya Cina, lho. Tanggal baik disebut dengan taian, sedangkan tanggal yang kurang menguntungkan disebut butsumets. Walau begitu, banyak pasangan muda yang gak peduli lagi dengan tradisi memilih tanggal sesuai kepercayaan dan memilih tanggal cantik di kalender.
—–
Baca Juga : 10 Inovasi Teknologi Unik di Jepang
—–
4. Penyerahan surat dan buket bunga untuk orangtua
Di resepsi pernikahan adat Jepang, pengantin perlu memberikan buket dan surat kepada orangtuanya. Prosesi ini biasanya ada di akhir acara yang diawali dengan pemberian karangan bunga lalu penyerahan suratnya. Acara ini sangat emosional karena biasanya dalam surat tersebut pengantin mengungkapkan perasaan dan berterima kasih kepada orangtua. Gak hanya orangtua dan pengantin, tamu yang hadir pasti juga turut larut dalam suasana haru.
5. Menyumbang uang untuk pengantin
Gak jauh berbeda dengan kebiasaan orang Indonesia yang menyumbang pernikahan dengan uang, sebab di Jepang itu juga hal lumrah. Namun bedanya, uang dibungkus cantik menggunakan kain dan disebut dengan Goshugi-bukuro. Selain itu, uang yang diberikan haruslah berwujud uang kertas yang baru dan masih wangi. Selain itu ada juga larangan memberikan uang berupa pecahan karena dinilai tidak menguntungkan.
6. Hikidemono
Sama seperti pernikahan Indonesia yang memberikan suvenir kepada tamu, di pernikahan adat Jepang juga ada kebiasaan pemberian hikidemono atau hadiah untuk tamu. Ini adalah tanda ramah tamah dari pengantin kepada yang hadir. Benda yang paling sering diberikan sebagai hadiah biasanya yang mungil tapi sweet. Sebut saja seperti cokelat, garam mandi, atau lilin yang dibentuk seperti bunga. Setiap negara punya adatnya sendiri, termasuk Jepang yang pasangan mudanya masih menginginkan pernikahan secara tradisional. Apalagi setiap prosesi punya makna dan harapan baik. Kalau kamu, mau menikah dengan adat atau modern aja, nih?